Alasan Mengapa Plot Twist di Film Sweet and Sour (2021) Enggak Terkesan Maksa

Where did it go wrong???? - Jang Hyeok, 2021

 

 





Mengapa begini? Kekonyolan apa lagi ini??

Sesuai judulnya, film ini akan mengantarkan penonton untuk merasakan hal-hal yang awalnya sweet (manis) berakhir menjadi sour (asam).

Kenapa tidak dari manis jadi pahit saja? Menurutku, mungkin karena konotasi kata asam lebih terasa tidak enak, konyol, dan kalau merasakan sesuatu yang asam di lidah mungkin ingin segera dimuntahkan saja. Kalau pahit kan' biasanya lebih ke arah menyedihkan, juga biasanya kalau mengalami hal yang pahit, ya hanya bisa ditelan/diterima.

Netizen yang seliweran di timeline media sosialku tampak heboh membahas film ini, dan mereka bilang kalau Sweet and Sour ini dilengkapi dengan ending plot twist yang berkesan banget. Katanya, film ini juga relate banget dengan kehidupan nyata. Setelah nonton filmnya, akhirnya aku mengerti mengapa kebanyakan orang-orang merasa begitu, bagiku hal-hal tersebut tidak lepas dari struktur yang rapi dengan unsur-unsur yang ditanam pada film tersebut sehingga menghasilkan plot twist yang masuk akal.

Karena aku bakal bahas struktur cerita dan lain-lain, maka tulisanku kali ini mungkin belum cocok bagi yang belum nonton filmnya. 

Sebelum membahas lebih lanjut, aku mau menyampaikan opiniku tentang mengapa orang-orang cenderung mudah untuk mencerna film ini dan merasa relate dengan ceritanya. Bagiku, hal itu terjadi karena film ini berangkat dari cerita yang sederhana, namun dengan karakter yang rumit. Keadaan tersebut membuat penonton tidak buang-buang waktu untuk memikirkan apa yang sedang dialami oleh karakter, namun lebih mencoba untuk memahami karakter dengan segala kerumitannya.

Sederhananya, film ini punya premis tentang kisah cinta dan perselingkuhan di tempat kerja. Namun, karena kerumitan karakter, yakni Jang-hyeok dan Da-eun sebagai tokoh utama yang harus LDR, maka cerita film ini pun berkembang. Dari pengamatanku, film ini juga lebih mengandalkan plot yang dibangun demi menunjukkan pergerakan cerita sehingga karakter bergerak mengikuti situasi yang diciptakan.

Aku memilih untuk membahas struktur film ini dengan menggunakan story circle yang dipopulerkan oleh Dan Harmon. Aku pribadi merasa story circle ini benar-benar mempermudah bila ingin menulis cerita film karena petunjuknya yang sederhana dan mudah dimengerti bagi orang awam sekalipun. Dengan membaca story circle yang akan kutulis ini, mungkin kalian akan merasa bahwa wah ternyata semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh penulisnyaa~~

Hal yang juga aku suka dari story circle ini adalah bagaimana Dan Harmon menggambarkan perjalanan karakter utama dalam sebuah lingkaran, dan karakter tersebut kembali pada situasi awal namun dengan perubahan yang terjadi dalam dirinya. Ini seperti menggambarkan perjalanan manusia yang menemui perubahan dan belajar dari peristiwa yang dialaminya. 

Kadang-kadang, untuk mempermudah diriku sendiri, aku suka menggabungkan 8 sekuen dari story circle ini dengan struktur tiga babak dari Aristoteles. Jadi, film ini akan kubahas dengan 3 babak, 8 sekuen.

Dan Harmon Story Circle (8 sekuen)

Struktur Tiga Babak

Babak 1 : SETUP
Babak pertama dalam film berpusat pada pengenalan karakter utama dan keinginan/hal yang harus dicapai oleh karakter. Pada babak ini terdiri dari dua sekuen.

Sekuen 1: They are in a zone of comfort

Sekuen ini merupakan pengenalan karakter utama dan kesehariannya. Dalam film Sweet and Sour, Lee Jang-hyeok adalah seorang pria dewasa, berpostur gemuk, dan sedang dirawat di Rumah Sakit akibat hepatitis B dan mengalami gejala penyakit kuning. Di Rumah Sakit, ia dirawat oleh Da-eun, perawat wanita yang di matanya sangat cantik. Kepedulian dari Da-eun sebagai perawat membuat Jang-hyeok semakin jatuh hati.


Sekuen 2 : But they want something

Da-eun malah menjadi dekat sekali dengan Lee Jang-hyeok, dan mereka saling memedulikan satu sama lain. Tidak terasa, Jang-hyeok harus selesai untuk rawat inap. Ia pun mencari cara agar tetap bisa berhubungan dengan Da-eun. Surprisingly, Da-eun mengundang Lee Jang-hyeok ke tempat tinggal yang ia huni sendirian. Da-eun bahkan mengajak Lee Jang-hyeok untuk pergi bareng ke Jeju saat natal, dan berencana untuk membeli kaos couple. Karena kaos couple-nya tidak muat di ukuran tubuh Jang-hyeok, Da-eun kemudian memberikannya sepatu. Dari sana, Lee Jang-hyeok bertekad untuk menguruskan badan dan bisa menjadi pacar yang ideal bagi Da-eun.


Babak 2: CONFRONTATION
Setelah karakter utama menginginkan/hendak menggapai sesuatu, ia mulai mengalami berbagai rintangan, terbagi menjadi 4 sekuen.

Sekuen 3: They enter an unfamiliar situation

Demi bisa menyenangkan Da-eun, Jang Hyeok menjadi kurus dan mendapat pekerjaan tetap. Namun keadaan tiba-tiba harus membuatnya pindah posisi ke perusahaan besar demi karir yang lebih menjanjikan. Jang Hyeok pikir, karir yang bagus tentu juga akan menyenangkan Da-eun. Mereka pun harus LDR. Jang Hyeok bahkan membeli mobil sendiri agar bisa bolak-balik mengunjungi Da-eun.

Di sini, situasi tidak familiar yang dialami oleh Jang Hyeok adalah ketika harus LDR dengan Da-eun, harus bolak-balik dengan jarak jauh dan menempuh jalanan yang macet hanya demi menemui Da-eun setiap hari, serta tantangan pekerjaan di perusahaan. Rekan kerjanya, Bo-yeong, yang sama-sama pegawai baru, tampak sangat aneh baginya. Jang Hyeok merasa bahwa Bo-yeong adalah ancaman, sedangkan ia menganggap dirinya harus tampak lebih baik di mata atasan dibanding Bo-yeong demi posisi pegawai tetap di perusahaan tersebut.


Sekuen 4: Adapt to it

Jang Hyeok mulai mengerti cara bermain Bo-yeong di tempat kerja. Ia mengoreksi pekerjaan Bo-yeong sehingga Bo-yeong pun harus kerja lembur untuk menuntaskan pekerjaannya. Namun, ternyata mereka malah ditugaskan bareng untuk mengerjakan proyek tersebut. Jang Hyeok agak malas-malasan dan membiarkan Bo-yeong mengerjakannya sendiri. 

Demi dapat menemui Da-eun, Jang Hyeok mencoba menikmati perjalanan jauh dan macet dengan mengendarai mobil barunya.


Sekuen 5: Get what they wanted

Hubungan Jang Hyeok dan Da-eun menjadi dekat, mereka saling sibuk dengan pekerjaan masing-masing namun masih sempat saling bertemu dan berbagi kabar. 

Di tempat kerja, Jang Hyeok melihat Bo-yeong yang sangat gigih menyelesaikan pekerjaan walau tidak ia bantu, bahkan sampai lembur, tidak pulang ke rumah, dan tidak mandi. Ia pun mulai merasa bersalah karena mengabaikan Bo-yeong yang mengerjakan tugas seorang diri. Jang Hyeok pun mulai berdamai dan bekerja sama dengan Bo-yeong untuk menyelesaikan proyek mereka bersama.


Sekuen 6: Pay a heavy price

Karena disibukkan oleh pekerjaan, Jang Hyeok semakin sedikit memiliki waktu bersama Da-eun. Ketika mereka berdua sama-sama kelelahan saat pulang bekerja, pertengkaran pun tak dapat dihindari. 

Jang Hyeok tetap bertahan pada egonya, sampai Da-eun menyampaikan bahwa ia sedang mengandung anak mereka. Jang Hyeok pun merasa sangat bersalah, ingin selalu mendampingi Da-eun, namun terhalang oleh pekerjaannya bersama Bo-yeong.

Jang Hyeok lebih banyak menghabiskan waktu bersama Bo-yeong dan pekerjaan mereka dibanding dengan Da-eun. Sampai pada ketika mereka jalan bersama, Jang Hyeok tidak sengaja menyebut nama Bo-yeong dengan romantis ketika bersama Da-eun. Da-eun pun kesal lalu tidak segan memutus hubungan mereka.

Da-eun mengirimkan cincin jadian mereka ke kantor Jang Hyeok. Jang Hyeok masih bersikap tidak peduli. Ia pun menyibukkan diri dengan pekerjaannya bersama Bo-yeong. Jang Hyeok yang sejak awal sudah memperhatikan Bo-yeong, kini terang-terangan berselingkuh dengannya.


Babak 3: RESOLUTION
Pada babak ini merupakan puncak dari masalah dan cara karakter mengatasi krisis yang mereka hadapi.

Sekuen 7: Then return to their familiar situation

Da-eun kembali sibuk dengan pekerjaannya sebagai perawat, sedangkan Jang Hyeok telah menyelesaikan proyeknya bersama Da-eun dan masa kontrak mereka di perusahaan tersebut telah habis. Jang Hyeok berencana kembali ke perusahaan lamanya. 

Jang Hyeok menerima email konfirmasi untuk penerbangan liburan ke Pulau Jeju saat natal, yang harusnya ia kunjungi bersama Da-eun. Jang Hyeok mencoba untuk mengabaikan, namun ia tidak sanggup. Jang Hyeok meninggalkan Bo-yeong lalu pergi ke bandara untuk menyusul Da-eun di hari keberangkatan.


Sekuen 8: Having changed

Sesampainya di bandara, Jang Hyeok akhirnya melihat Da-eun setelah usahanya mencari. Namun tidak disangka bahwa Da-eun akan pergi bersama pria lain, dan ia mengabaikan Jang Hyeok.

Pria tersebut adalah Lee Jang-hyeok, pria berpostur gemuk yang muncul di awal film, bukan Jang Hyeok. Ternyata mereka beda orang dan bahkan beda marga.

Da-eun berubah dengan mengabaikan Jang Hyeok, dan Jang Hyeok hanya bisa bingung dengan di mana letak kesalahan yang ia buat sehingga Da-eun berpaling darinya.

Selesai.


Aku melihat banyak banget komentar kalau ending dari film ini sungguh bikin melongo, atau merasa terkena prank oleh sutradaranya. Sebenarnya, untuk menciptakan plot-twist seperti pada film ini bukanlah suatu keputusan mendadak. Pembuat filmnya sudah menanamkan berbagai unsur sebagai planting information yang semuanya digali pada akhir cerita. Unsur-unsur tersebut juga yang menjadi pengikat bagi film ini sehingga ceritanya tidak berkembang kemana-mana dan menuju ending yang pasti. Dari sepengamatanku, unsur-unsur tersebut diantaranya adalah...

.... Dua Pasang Sepatu

Sebagai penonton pasti sadar kan kalau hadiah sepatu dari Da-eun kepada Lee Jang-hyeok ditekankan banget di film ini pada awal dan akhir film yang scene-nya di bandara.

.... Hepatitis dan Penyakit Kuning

Di awal film kita diberi informasi bahwa Lee Jang-hyeok mengidap hepatitis B disertai gejala penyakit kuning. Di pertengahan film, Jang Hyeok menjelaskan bahwa dirinya tidak dapat minum minuman keras di pesta perusahaan karena pernah mengidap hepatitis.

.... Mobil

Lee Jang-hyeok dan Jang Hyeok mengendarai mobil yang berbeda. Penonton dikelabui dengan kenyataan bahwa Jang Hyeok membeli mobil karena tidak ingin meminjam mobil ayahnya lagi.

.... Bola Lampu

Jang Hyeok ketika masih kasmaran dengan Da-eun dengan senang hati mengganti bola lampu di tempat tinggal Da-eun. Namun ketika Jang Hyeok sudah terlalu lelah akibat bekerja di perusahaan besar, tidak sempat mengganti bola lampu. Bola lampu yang tidak sempat diganti Jang Hyeok, dipasang oleh Lee Jang-hyeok.

.... Buang Sampah

Jang Hyeok yang sedang kasmaran dengan senang hati pergi membuang sampah Da-eun. Namun ketika Jang Hyeok pulang bekerja, ia sudah terlalu lelah untuk membuang sampah sehingga memicu pertengkaran antara Jang Hyeok dan Da-eun.

.... Makan

Jang Hyeok yang sudah terlalu lelah setelah pulang bekerja, ingin segera makan bersama Da-eun dan menolak untuk buang sampah. Da-eun yang emosi mengartikan bahwa Jang Hyeok hanya ingin tidur dan makan bersamanya, bukan merindukannya. 

Di perusahaan barunya/tempat kerja, Jang Hyeok beberapa kali memperingati Bo-yeong agar tidak bekerja sambil makan, bila ingin makan, lakukan saja makan tanpa bekerja. 

Sedangkan Lee Jang-hyeok yang masih menjadi pasien, selalu memperingati Da-eun untuk makan.

Makna kata/kegiatan "makan" dalam konteks film ini mungkin mengarah kepada kedekatan antar tokoh secara romantis, begitu pula dengan tidur.

.... Cincin

Lee Jang-hyeok melihat Da-eun mengenakan cincin, namun Da-eun berdalih bahwa cincin tersebut adalah cincin kelulusan. Beberapa saat kemudian, Da-eun tidak memakai cincin itu lagi, sehingga membuat Lee Jang-hyeok semakin percaya diri untuk mendekati Da-eun.

Kenyataannya, cincin tersebut adalah cincin dari Jang Hyeok, dan Da-eun melepas cincin tersebut karena mereka putus.

.... Makarun dan Pasar Malam

Di Pasar Malam, Da-eun dan Lee Jang-hyeok hendak membeli kaos couple namun tidak jadi karena kaos tersebut tidak muat di ukuran tubuh Lee Jang-hyeok. Lalu, mereka jalan dan membeli makarun. Lee Jang-hyeok tampak badmood karena mereka tidak jadi membeli kaos couple, sedangkan Da-eun tampak sangat senang. Penjual makarun mengenali Da-eun dan mengatakan bahwa Da-eun pernah mengunjungi lapaknya sebelumnya.

Ternyata, Da-eun dan Jang Hyeok telah berkunjung ke tempat tersebut lebih dahulu, dan saat itu Jang Hyeok tidak berniat untuk menemani Da-eun yang ingin mengitari Pasar Malam dan membuat Da-eun kesal dengan Jang Hyeok hingga bertengkar.

.... Tiket ke Pulau Jeju

Di awal film, Da-eun mengajak Lee Jang-hyeok pergi ke Jeju saat natal dengan alasan bahwa kenalannya memberikannya paket liburan. Di akhir film, ternyata tiket tersebut awalnya rencana liburan Da-eun bersama Jang Hyeok.

... Panggilan "Hyeok" dan panggilan "Jang"

Da-eun memanggil Lee Jang-hyeok dengan panggilan "Hyeok" karena "Hyeok" adalah panggilan untuk Jang Hyeok. Di Korea, biasanya memanggil orang dengan nama kecil yakni nama setelah marga. Lee Jang-hyeok salah mengerti menganggap bahwa "Hyeok" adalah panggilan kedekatan Da-eun untuknya.

Petugas keamanan di perusahaan baru, yang sering mematikan lampu ketika Jang Hyeok dan Bo-yeong lembur, memanggil Jang Hyeok dengan panggilan "Jang", dimana "Jang" merupakan marga dari Jang Hyeok, dan aneh apabila memanggil "Jang" dari nama lengkap "Lee Jang-hyeok"

.... Teman-teman Lee Jang-hyeok

Lee Jang-hyeok yang baru selesai rawat inap di Rumah Sakit, menemui teman-temannya dan menceritakan Da-eun. Teman-temannya tidak percaya bahwa Lee Jang-hyeok bisa menjadi sangat dekat dengan perawat cantik di Rumah Sakit. Teman-teman Lee Jang-hyeok tidak pernah muncul lagi setelah film berfokus pada perjalanan Jang Hyeok dan Da-eun. Begitu pula dengan teman-teman sekamar Lee Jang-hyeok saat ia dirawat di Rumah Sakit.


Unsur-unsur di atas adalah hal yang ditanam oleh pembuat film yang kemudian dituai demi menuju ending film. Mungkin ada lagi unsur lainnya yang tidak aku sadari. Dengan menanam informasi dan menuainya pada saat yang tepat, membuat film ini dapat memiliki plot-twist dan ending yang mulus dan tidak terkesan memaksa. Dari tulisanku ini, mungkin bisa menjadi sekadar wawasan bahwa plot twist yang bagus memang enggak diciptakan dengan mudah, namun dibangun melalui berbagai unsur yang ditanam dan dituai pada saat yang tepat, juga struktur cerita yang rapi.

Aku pribadi juga memuji bahwa ide cerita ini sangat cerdas, dan aku pun mulai melakukan penelusuran mengenai pembuat cerita film ini. Ternyata, film Sweet and Sour (2021) ini merupakan adaptasi dari novel Jepang "Initiation Love" yang dikarang oleh Kurumi Inui dan juga sempat diadaptasi ke film versi Jepangnya dengan judul yang sama, Initiation Love (2015) Fakta yang membuatku terkejut adalah ternyata penulis Kurumi Inui juga merupakan penulis novel berjudul "Repeat" yang juga telah diadaptasi ke drama korea 365: Repeat the Year (2020). Tidak heran kalau penulis Kurumi Inui sudah sukses menciptakan twist pada ceritanya. Namun tidak hanya itu saja, tentu penulis yang mengadaptasi tulisan penulis Kurumi Inui ke dalam karya audio visual juga patut diberikan apresiasi karena tetap menjaga ciri khas cerita yang diciptakan dari novel.

Posting Komentar

0 Komentar